Apa itu USG 3D: Gambaran Umum, Manfaat, dan Hasil yang Diharapkan

Apa itu USG 3D: Gambaran Umum, Manfaat, dan Hasil yang Diharapkan

Apa itu USG 3D?
Ultrasound atau USG 3D adalah teknik sonografi medis yang dipatenkan terhadap tahun 1987. Walaupun juga digunakan untuk pengecekan dan diagnosis kesehatan, tetapi teknik ini lebih banyak digunakan untuk prosedur kebidanan, yaitu untuk mengambil alih gambar 3D janin selagi berada dalam kandungan.

Saat pemindaian sonografi, gelombang suara frekuensi tinggi akan dipancarkan ke dalam tubuh. Kemudian, gelombang tersebut dipantulkan kembali bersama dengan sudut yang berbeda, agar timbul gema yang diproses jadi gambar tiga dimensi.

Siapa yang Perlu Menjalani USG 3D dan Hasil yang Diharapkan
USG 3D kerap direkomendasikan bagi mereka yang idamkan miliki gambar janin yang lebih jelas, dibandingkan bersama dengan hasil yang didapat dari USG 2D biasa. Prosedur ini idealnya dikerjakan di antara minggu kehamilan ke-24 dan ke-32. Setelah minggu ke-32, janin akan jadi turun ke panggul, agar akan lebih sulit mengambil alih gambar 3D yang baik.

Prosedur ini juga bisa membantu pasien yang idamkan menyadari type kelamin bayi mereka. Pada persoalan ini, USG 3D kebanyakan dikerjakan di antara minggu ke-16 dan ke-20, bersama dengan tingkat keberhasilan 99%. Perlu diingat bahwa biarpun USG 3D banyak digunakan untuk mengambil alih gambar dan juga menyadari type kelamin janin, tetapi prosedur ini tidak harus dilakukan.

Ada banyak alasan untuk jalankan USG 3D, bergantung terhadap umur kehamilan. Pada trimester pertama, kebanyakan pemindaian dikerjakan untuk: Jenis-Jenis USG dan Prosedurnya

Memeriksa plasenta, rahim, leher rahim, dan ovarium
Mencari kelainan atau perkembangan abnormal terhadap janin

Pada trimester kedua, pemindaian kebanyakan dikerjakan untuk:

Mengetahui type kelamin bayi
Memeriksa apakah ada plasenta previa (plasenta menutupi beberapa atau semua pembukaan jalan lahir) atau abruptio plasenta (plasenta jadi terpisah dari dinding rahim sebelum persalinan)
Mencari kelainan bawaan dan struktural, dan juga persoalan sirkulasi darah
Mencari tumor kehamilan
Memeriksa dugaan kelainan perkembangan janin, seperti kelainan sumsum tulang belakang atau bibir sumbing

Dibandingkan USG 2D, USG 3D dinilai lebih efisien untuk mendeteksi atau meyakinkan terdapatnya persoalan sepanjang kehamilan gara-gara prosedur ini bisa membuahkan gambar yang lebih jelas. Namun, seperti USG 4D, prosedur ini tidak juga dalam rangkaian pengecekan kehamilan rutin. USG 3D cuma bisa membuahkan gambar diam, sedang USG 4D bisa menangkap dimensi keempat dan membuahkan video janin yang bergerak dalam rahim klinik kandungan di bekasi .

Cara Kerja USG 3D
Saat USG 3D, pasien akan diminta berbaring di meja pemeriksaan. Lalu, dokter spesialis kebidanan atau teknisi USG akan mengoleskan gel di perut pasien. Transduser akan ditempelkan dan diputar di permukaan perut untuk beroleh gambar yang baik.

Prosedur ini bisa berlangsung sepanjang 10-15 menit, bergantung terhadap posisi janin. Ibu hamil bisa menekuni prosedur ini tanpa merasakan sakit atau ketidaknyamanan.

Setelah pemindaian selesai, pasien bisa membawa pulang hasil gambar 3D yang didapatkan.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko USG 3D
USG 3D dijamin aman dan tidak berbahaya bagi wanita hamil dan bayi di kandungannya. BPOM Amerika Serikat menghambat jumlah energi ultrasound yang digunakan sepanjang prosedur hingga 94 mW/cm. Kebanyakan alat USG 3D untuk pemindaian kandungan dibuat bersama dengan tingkat energi yang sudah diatur agar tidak melebihi batas tersebut.

Biarpun begitu, beberapa organisasi kesehatan senantiasa merekomendasikan agar orangtua diberitahu mengenai dampak dari energi ultrasound. Energi ultrasound yang masuk ke tubuh bisa menimbulkan panas terhadap jaringan dan juga membentuk kantung udara di jaringan dan cairan tubuh klinik usg terdekat .

Karena klaim ini, beberapa belajar sudah dikerjakan untuk menilai dampak dari USG 3D. Beberapa belajar menemukan terdapatnya hubungan antara prosedur ini dan tangan kidal terhadap bayi laki-laki. Kecuali gara-gara aspek keturunan, keadaan ini menandai terdapatnya persoalan otak. Ultrasound juga dikaitkan bersama dengan persoalan tumbuh kembang yang kebanyakan menyerang anak, seperti terlambat bicara, disleksia, keterbelakangan mental, dan skizofrenia. Selain itu, sebuah belajar terhadap tahun 2006 yang dikerjakan terhadap tikus hamil menemukan bahwa ultrasound bisa menyebabkan rusaknya otak yang sifatnya mirip bersama dengan persoalan yang dialami oleh pasien autisme. Namun, dampak negatif yang disebabkan oleh manipulasi jaringan ini berlangsung gara-gara terlalu banyak terkena energi ultrasound. Karena pemindaian ultrasound cuma butuh selagi yang singkat, resikonya juga kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *